Kamis, 25 September 2014

Qana'ah Tasamuh

Qana'ah

       Qana'ah adalah merasa cukup atas pemberian Allah SWT. Hal ini menyebabkan, hati kita menjadi tenang dan jauh dari ketamakan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini
"Rasulullah saw bersabda , "sungguh beruntung orang yang masuk islam mendapat rezeki secukupnya dan ia merasa cukup dengan apa yang telah Allahn berikan kepadanya" (HR. Muslim)

      Hikmah memiliki sifat Qana'ah dalam kehidupan
  1.  Meningkatkan keimanan dan ketakwaan seseorang terhadap Allah dan Hari Akhir
  2.  Memupuk kesadaran dan tawakal
  3.  Mendapat rahmat dan kasih sayang Allah SWT
  4.  Memperkecil resiko terhadap masalah yang dihadapi
  5. Menjauhkan diri dari keserakahan
      Contoh perilaku Qana'ah
  1.  Realistis atau keterbukaan
  2. Menerima apa adanya
  3. Dinamis menghindari sifat malas
  4. Penuh gairah dan semangat (motivasi)
  5. Tenang, kestabilan jiwa
  6.  Optimis
  7. Dermawan
  8. Syukur nikmat, tawakkal, taqwa


Tasamuh
     Tasamuh adalah toleransi atau tenggang rasa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al-Mumtahanah ayat 8 berikut
"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil"
   
      Hikmah Tasamuh dalam kehidupan
  •   Mendapatkan rahmat (kasih sayang) Allah SWT
  •   Meneladani sikap yang dilakukan Rasulullah SAW
  •   Memperkuat hubungan kerabat
  •   Menghilangkan perselisihan dan permusuhan
    Contoh perilaku Tasamuh
    - Menghormati pelaksanaan ibadah pemeluk agama lain
    - Tidak mencela atau memaki sesembahan pemeluk agama lain
    - Saling membantu dalam bidang kemasyarakatan
    -  Lapang dada dalam menerima setiap perbedaan dan tidak memaksakan kehendaknya sendiri
    -  Selalu menjaga ketenangan dan ketentraman di masyarakat

Kamis, 18 September 2014

Zuhud Tawakal

ZUHUD

   Zuhud berarti tidak tertarik, seperti disebutkan Al-Qur'an dalam Surah Yusuf ayat 20. Allah SWT berfirman:
 "Mereka membelinya (Yusuf) dengan harga murah yaitu beberapa dirham dan mereka tiada tertarik kepadanya" (QS. Yusuf 12:30)
   Menurut istilah, zuhud bisa diartikan tidak tertarik pada gemerlap kehidupan dunia. Seseorang menjadi tidak tertarik pada kehidupan dunia karena tentu ada yang lebih menarik dan memukau hatinya, yaitu kecintaan terhadap Allah SWT.
  Orang yang lebih mencintai Allah daripada gemerlap kehidupan dunia disebut zahid. Orang semacam ini mendapatkan kedudukan mulai di sisi Allah SWT.
  

  Ciri-ciri orang yang memiliki sifat zuhud, antara lain:
  1. Lebih mencintai Allah SWT daripada yang lain
  2. Tidak gila harta
  3. Menyadari bahwa hidup di dunia hanya sementara, sedangkan akhirat abadi selamanya. Karena itu ia lebih disibukkan oleh urusan ukhrawi daripada kimiawi
 
 
TAWAKAL
     Tawakal termasuk salah satu ciri orang beriman. Allah SWT berfirman:
"....Dan hanya kepada Allah, hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman"
      Tawakal artinya rida atau rela menerima hasil ikhtiar atau usaha yang telah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan maksimal, kemudian menyerahkan segala ketentuan kepada Allah SWT.
      Singkat kata, dalam kekinian, tawakal bisa disamakan dengan realitis, jauh dari sifat tidak puas dan utopis. Realitis atau ,menerima apa adanya tidaklah berarti seseorang harus bermalas-malasan dan tidak mau berusaha. Melainkan, andai sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi hasilnya belum seperti yang didambakan, yang demikian bisa diterima dengan rela hati sebagai bagian dari ketentuan Allah SWT.
      Allah SWT berfirman:
"Allahlah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Mahasucilah Dia, dan Mahatinggi dari apa yang mereka sekutukan" (QS. Ar-Rum:40)
      Dalam banyak hal, manusia acapkali mengambil keputusan berdasarkan bisikan nafsu, perasaan, dan akal. Karena itulah Allah ajarkan bahwa apapun yang diinginkan oleh manusia, ketentuan akhirnya ada ditangan Allah SWT. Dengan bertawakal kepada Allah, manusia akan terhindar dari rasa putus asa atau stress akibat masalah atau kegagalan yang dihadapi.

Jumat, 12 September 2014

Takabur

Takabur

   Takabur berasal dari bahasa Arab, yaitu "Kabbara-yatakabbaru-takabburan" yang berarti sombong atau merasa besar. Secara istilah dalam ilmu akhlak, takabur artinya merasa diri lebih baik seraya merendahkan orang lain. Dalam pergaulan sehari-hari, seseorang yang memiliki sifat takabur banyak melakukan perbuatan yang tidak disenangi atau merugikan orang lain, ia akan bertindak membanggakan diri, egois atau mementingkan diri sendiri, serta tidak mau menerima pendapat, kritik saran, dan nasihat apapun dari orang lain. 
  Secara umum takabur dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Takabur Zhatiri (takabur dalam perbuatan)
    Takabur yang dapat dilihat secara langsung karena tampak dari ucapan atau gerakan anggota tubuh.
2. Takabur Batini (takabur dalam sikap)
    Jenis takabur yang tidak tampak secara fisik, tetapi tersembunyi di dalam hati sehingga tidak
    dapat dilihat secara langsung.

    Contoh-contoh perilaku takabur atau sombong dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
  1. Pangkat dan jabatan
  2. Harta
  3. Ketampanan atau kecantikan.

       Akibat negatif sifat takabur:
  1. Mendekatkan seseorang berbuat dosa
  2. Menjauhkan diri dari kasih sayang Allah Swt
  3. Merusak hubungan silahturahim
  4. Menghambat pengembangan potensi diri
  5. Menghalangi seseorang masuk ke surga. 

       Cara menjauhi sifat takabur
   1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT
   2. Menyadari akibat yang ditimbulkan dari takabur
   3. Menjauhi perbuataan sia-sia atau maksiat
   4. Memperbanyak ibadah
   5. Mencontoh kepribadian Rasulullah Saw
   6. Menyadari kekurangan diri
   7. Mensyukuri nikmat Allah Swt.

  
Hasad (Dengki)


   Hasad berasal dari kata hasud yang berarti dengki atau iri hati. Hasad tumbuh di hati seseorang apabila ia tidak senang pada keberhasilan orang lain. Sabda Rasulullah SAW yang artinya " Jauhilah sifat dengki karena dengki menghapus kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar" (H.R. Abu Daud)
  Hasad merupakan penyakit  hati yang sangat berbahaya dan sulit untuk diobati apabila telah merusak kepada jiwa seseorang dan akan menjadi penyakit masyarakat yang dapat merusak persaudaraan. Orang yang mempunyai sifat hasad dapat meresahkan masyarakat, dapat menyebabkan permusuhan dan perpecahan disebabkan oleh perkataannya atau perilakunya yang dipicu dari sifat hasad tersebut.



Gibah

   Gibah artinya menggunjing, yaitu membicarakan tentang kejelekan, kekurangan, atau aib seseorang yang tidak disukai orang tersebut, baik itu membicarakan badan, pakaian, rumah, tindakan, etika, agama, dsb.
   Menggunjikan kejelekan yang ada pada diri seseorang adalah gibah, sedangkan menggunjingkan kejelekan yang tidak ada di diri orang lain disebut fitnah. Sebagai umat Muslim yang beriman, mestinya kita menjauhi hal-hal yang menjurus kepada gibah, apalagi jika hal ini terjadi di lingkungan sekitar kalian.
   Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
  "Tahukah kalian gibah itu? Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui" Beliau bersabda, "Yaitu engkau  menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya, "Bagaimana jika apa yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku?" Beliau menjawab, "Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu maka kamu telah menggunjingnya (melakukan gibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya" (H.R. Muslim)


Namimah (Adu Domba)


     Namimah (adu domba) adalah mengadukan ucapan seseorang dengan tujuan merusak serta menyulut api kebencian dan permusuhan antara sesama. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya "Tidak masuk surga tukang adu domba" (H.R. Bukhari)
    Sebagaimana juga sifat-sifat tercela yang lain, namimah juga dapat menimbulkan bahaya yang sangat besar terhadap masyarakat. Karena fitnah yang disebarkan dapat mengakibatkan perpecahan dan permusuhan. Lebih parah lagi, namimah dapat menimbulkan pertikaian, perkelahian, bahkan dapat berakibatkan kepada pembunuhan. Maka sebagai muslim yang baik tidak ada gunanya menumbuhkan sifat namimah dalam diri kita jika pada akhirnya akan berakibat buruk untuk diri sendiri dan juga orang-orang di sekitar kita.

Kamis, 04 September 2014

Dendam, Munafik, Ananiyyah dan Gadab

Dendam
 
Kebanyakan manusia ketika dia merasa disakiti oleh orang lain lalu mereka selalu memiliki rasa dendam. Apakah pengertian dendam itu sebenarnya?
    Dendam adalah rasa ingin membalas tindakan orang lain, karena merasa hatinya dilukai dan disakiti.

Apakah sifat dendam itu berbahaya?
Ya, sifat dendam itu sangat berbahaya, karena :
1. Menumbuhkan penyakit hati seperti: iri hati, hasad, dan su'uzzan
2. Menjauhkan seseorang dari rahmat Allah
3. Menyeret pada perbuatan dosa dan maksiat
4. Memicu permusuhan dan merusak persahabatan
5. Menghilangkan kepercayaan orang lain
6. Mengotori kebersihan jiwa dan pikiran

Bagaimana agar kita terhindar dari sifat dendam?
Berikut adalah cara agar terhindar dari sifat dendam:
1. Dekatkan diri pada Allah dengan zikir dan amal saleh
2. Selesaikan setiap masalah dengan cara musyawarah
3. Biasakan memberi dan meminta maaf pada orang lain
4. Sadari bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara
5. Teladanilah perilaku Nabi dan para auliya (wali)

Jadi, kesimpulannya kita sebagai hamba Allah kita harus meninggalkan & menjauhi sifat dendam karena sifat dendam akan memutus tali silaturahim.

Munafik

Ketika kita berjanji dengan teman kita terkandang teman kita tidak menepati, apakah teman kita itu tergolong dalam perilaku munafik? Dan apa sebenarnya munafik itu? Berikut penjelasannya:

Munafik adalah apa yang diucapkan mulut seseorang tidak sama dengan suara hatinya dan apa yang terlihat tidak sama dengan apa yang sebenarnya. Orang yang munafik disebut nifaq.

Apa saja ciri-ciri orang munafik itu ?
Dalam sabda Nabi Muhammad SAW, ciri-ciri orang munafik ada 3 yaitu: apabila berbicara dusta, apabila berjanji tidak ditepati dan apabila diamanati berkhianat  (H.R. Muslim)

Tidak hanya sifat dendam yang memiliki bahaya, akan tetapi sifat munafik juga memiliki bahaya. Lalu apa saja bahaya yang ditimbulkan dari sifat munafik? Berikut adalah bahaya yang ditimbulkan dari sifat munafik :
1. Dibenci Allah dan Rasul-Nya
2. Tidak dapat dipercaya
3. Cenderung pada perbuatan dosa dan maksiat
4. Menumbuhkan penyakit hati yang lain
5. Menjerumuskan orang lain pada perbuatan dosa & maksiat
6. Suka menyulut permusuhan

Sebagai hamba Allah, kita pasti tidak ingin memiliki sifat munafik yang memiliki bahaya amat besar. Lalu bagaimana cara menghindari sifat munafik? Berikut adalah beberapa cara untuk menghindari sifat munafik:
1. Dekatkan diri kepada Allah
2. Memantapkan sendi-sendi keimanan dan akidah
3. Bersihkan hati dari noda dan penyakit
4. Takutlah akan azab atas perbuatan dosa & maksiat
5. Jalinlah silahturahim

Jadi, kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW harus menghindari sifat munafik yang memiliki bahaya yang luar biasa.

Ananiyyah (Egois)
 
Dalam hidup bermasyarakat kita sering jumpai orang-orang yang tidak peduli akan penderitaan orang lain. Lalu orang tersebut memiliki sifat apa sebanarnya? Ya, betul sekali egois. Lalu egois itu sendiri apa?

Ananiyyah atau egois adalah sikap selalu ingin mementingkan diri sendiri, dapat juga disebut sifat individualis. Allah berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 159 yang artinya :
"Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya."

Orang yang mempunyai sifat ini tidak akan dapat berinteraksi dengan baik dengan orang-orang di sekitarnya. Karena sifat ini sama sekali tidak mendatangkan manfaat untuk orang banyak. Sifat ini malah dapat meresahkan, apalagi dalam hidup bermasyarakat kita harus saling membantu dan saling bermusyawarah. Ayo kawan kita tinggalkan sifat  ananiyyah atau egois ini!

Gadab (Pemarah)

Gadab adalah aikap mudah marah, tersinggung atau tidak suka terhadap perbuatan orang lain. Orang yang mempunyai sikap seperti ini tidak bisa mengendalikan diri karena gampang terbawa hawa nafsu amarah. Berikut firman Allah SWT dalam Surah Al-Imran ayat 134:
"Yaitu orang-oran yang memaafkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amanahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan"
Seorang muslim yang mempunyai akhlak yang baik tidak akan gampang terpicu hawa nafsu. Sama sekali bukan kebiasaannya mengumpat, melaknat, menghina orang lain atau hal-hal lain yang berhubung dengan amarah. Orang yang tidak gampang marah akan disenangi masyarakat. Orang lain akan senang berada di dekatnya. Sebaliknya orang yang gampang marah akan dijauhi orang, karena orang yang gampang marah akan cepat tersinggung bila ada kata-kata yang tidak disenangi, walaupun sebenarnya tidak ada orang yang bermaksud menyakiti hatinya.