ZUHUD
Zuhud berarti tidak tertarik, seperti disebutkan Al-Qur'an dalam Surah Yusuf ayat 20. Allah SWT berfirman:
"Mereka membelinya (Yusuf) dengan harga murah yaitu beberapa dirham dan mereka tiada tertarik kepadanya" (QS. Yusuf 12:30)
Menurut istilah, zuhud bisa diartikan tidak tertarik pada gemerlap kehidupan dunia. Seseorang menjadi tidak tertarik pada kehidupan dunia karena tentu ada yang lebih menarik dan memukau hatinya, yaitu kecintaan terhadap Allah SWT.
Orang yang lebih mencintai Allah daripada gemerlap kehidupan dunia disebut zahid. Orang semacam ini mendapatkan kedudukan mulai di sisi Allah SWT.
Ciri-ciri orang yang memiliki sifat zuhud, antara lain:
Menurut istilah, zuhud bisa diartikan tidak tertarik pada gemerlap kehidupan dunia. Seseorang menjadi tidak tertarik pada kehidupan dunia karena tentu ada yang lebih menarik dan memukau hatinya, yaitu kecintaan terhadap Allah SWT.
Orang yang lebih mencintai Allah daripada gemerlap kehidupan dunia disebut zahid. Orang semacam ini mendapatkan kedudukan mulai di sisi Allah SWT.
Ciri-ciri orang yang memiliki sifat zuhud, antara lain:
- Lebih mencintai Allah SWT daripada yang lain
- Tidak gila harta
- Menyadari bahwa hidup di dunia hanya sementara, sedangkan akhirat abadi selamanya. Karena itu ia lebih disibukkan oleh urusan ukhrawi daripada kimiawi
TAWAKAL
Tawakal termasuk salah satu ciri orang beriman. Allah SWT berfirman:
"....Dan hanya kepada Allah, hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman"
Tawakal artinya rida atau rela menerima hasil ikhtiar atau usaha yang telah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan maksimal, kemudian menyerahkan segala ketentuan kepada Allah SWT.
Singkat kata, dalam kekinian, tawakal bisa disamakan dengan realitis, jauh dari sifat tidak puas dan utopis. Realitis atau ,menerima apa adanya tidaklah berarti seseorang harus bermalas-malasan dan tidak mau berusaha. Melainkan, andai sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi hasilnya belum seperti yang didambakan, yang demikian bisa diterima dengan rela hati sebagai bagian dari ketentuan Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
"Allahlah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Mahasucilah Dia, dan Mahatinggi dari apa yang mereka sekutukan" (QS. Ar-Rum:40)
Dalam banyak hal, manusia acapkali mengambil keputusan berdasarkan bisikan nafsu, perasaan, dan akal. Karena itulah Allah ajarkan bahwa apapun yang diinginkan oleh manusia, ketentuan akhirnya ada ditangan Allah SWT. Dengan bertawakal kepada Allah, manusia akan terhindar dari rasa putus asa atau stress akibat masalah atau kegagalan yang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar